The first and The Last letter for my Grandpa


Mungkin inilah yang disebut orang "bak disambar petir di siang bolong" saat kami sekeluarga mendapat kabar duka meninggalnya kakek kami.

01 Oktober 2017, tengah hari, kakak sulungku menerima telpon dari kakak keduaku yang tinggal di kampung kami. Awalnya aku ingin bersantai sambil membaca novel yang belum kubaca setelah kubeli berbulan-bulan lalu, tapi tiba-tiba kuliat kakak sulungku dengan suara serak dan isak tangis pelan ia melanjutkan telponnya di depan rumah (berusaha agar tidak kedengaran ayah kami yang juga sudah cukup tua agar tidak shock). Sayup-sayup kudengar dalam isakannya " kenapa tiba-tiba? " 

Pikiranku mulai melayang, firasatku berkata ada sanak keluargaku yang meninggal dan pastinya dekat dengan kami, karena kakakku bukan tipe orang yang muda menangis menerima kabar duka. Beberapa wajah keluarga yang kutahu sudah memasuki usia tua atau sedang sakit terlintas di benakku kala menuggu kakakku selesai menelpon. 

kuliat kakakku telah mengakhiri telponnya dan menatap kosong, memberanikan diri kucoba tanya " siapa yang meninggal?".Dua huruf keluar nama keluar dari mulut kakakku bena-benar mengejutkanku. "Nek bua' " jawabnya dengan mata sembab.

Ya itu kakek kami, yang biasa disapa Nek Bua'. Kampungku memiliki kebiasaan memanggil kakek dengan panggilan nenek. Lekas aku berlari ke kamar memberitahu kakakku yang ketiga dan menatap kakak keempatku yang sudah duduk terdiam, berarti ia sudah terlebih dahulu tahu.

siang itu tidak ada satu tetes airmata yang jatuh dari mataku. Aku hanya duduk terdiam di ruangan tamu sambil memegang buku yang tidak jadi kubaca tadi. Kaget sekali rasanya mendengar berita itu walaupun kutahu sekitar dua bulan lalu kakek memang masuk rumah sakit tapi setelah keluar dari rumah sakit tidak ada lagi kabar sakitnya kudengar, kecuali masalah kesulitan mengatur buang airnya bulan lalu. 

Tapi kemudian isak tangisku pelan keluar saat malam harinya aku sedang mandi. Terdiam di dalam kamar mandi mengingat-ingat ternyata dia satu-satunya kakekku yang pernah kulihat wajahnya dan kini sudah tidak ada lagi kakek/nenek. Ya, kakek dari ayahku meninggal saat ayahku masih kecil dan begitu juga nenek ku dari ayah meninggal saat ayah masih muda. Nenek dari ibu (Istri nenek bua') juga sudah meninggal saat aku masih sangat kecil. Bahkan ibuku meninggal beberapa tahun kemudian saat aku TK. dan istri keduanya pun sudah meninggal beberapa tahun lalu.

Sesak rasanya, walaupun hubungan kami tidak seakrab kakek dan cucu pada umumnya karena jarang bertemu. saat sekolah dsaar dulu setiap liburan sekolah aku pasti akan pulang ke kampung tinggal sekitar dua hari dirumahnya dari seminggu liburan di kampung. tapi kebiasaan itu mulai pudar sejak SMP sampai sekarang. sudah sangat jarang saya menginap disana, kalaupun ke kampung sya hanya singgah bercengkrama dengan nenek bua' beberapa jam. Tapi ada momen-momen kebersamaan yang tersimpan manis di memoriku.

Bulan lalu ketika sedang mengepak barang-barang kiriman kakakku buat nenek, aku berangan-angan juga ingin melakukan hal yang sama nanti kalau sudah memiliki pekerjaan, ingin rasanya seperti kakak-kakaku yang sudah pernah memberikan dia sesuatu, kupikir baiklah mungkin dalam bentuk materi aku belum bisa tapi bisa melalui doa. namun aku bolong-bolong menyebut dia dalam doaku, bahkan beberapa minggu ini sama sekali tidak menyebutnya dalam doaku. aku hanya fokus dengan tes cpns yang kuikuti. maaf nek

Tapi aku percaya, Tuhan punya rencana yang lebih indah buat Nenek dengan memanggilnya hari ini. nenek sudah beristirahat dengan tenang segala penyakit dan kekuatiran di masa tua sudah diangkat oleh Bapa di surga. hari ini biarkan kutulis surat pertama dan terakhirku buat nenek melalu bloggku ini .......

========================================================================
Makassar, 01 oktober 2017
Buat Nenekku yang terkasih,
Nek Bua'


Halo nenek,
namorai liuna' sura' te sura' lan basa toraya , pa tae' kuissan tongan tu ma'basa toraya. lan bangmo basa indonesia le kusura' i te sura'ku..

Apa kabarmi nenek disana sekarang? pasti sudah bahagia sama Bapa disorga. 

Hari ini nenek sudah dipanggil diusia yang katanya orang-orang dikampung dalam usia yang sudah lebih 100 ? apa itu benar nek hehhee, (entah kenapa selalu  ka' meragukan itu sejak dulu mengingat mamakku lahir thaun 1953 yang berarti nenek lahir dsekitaran tahun 1923-1933.. selaluka' ingin menanyakan itu langsung sama nenek tapi belum kesampaian...)

oh iya asal nama nenek bua' juga yang selalu jadi pertnyaanku, seingatku, dulu nenek pernah menceritakannya tapi saya lupa sekarang.. maaf yah nek hehehe

terakhir bertemu dengan nenek tahun lalu saat itu kami lengkap mengunjungi nenek, ternyata itu pertemuan terakhir kita nek. Mi ingat ji itu nek ? waktu itu saya ingat sekali saya cerita kalu sudah sarjana mika'. sarjana hukum. bangga dan senang sekali komi saya lihat. tapi beberapa menit kemudian, mungkin karena faktor usia, nenek tanya kesaya " habis sarjana miko le' ampo , sarjana kedokteran le'?" berulang-ulang kali  . HAHAHAHA langsungka' ketawa terus dengar nenek. morai liukomi ka jadi dokter na'? hehhehe.. apara tidak lulus pilihan kedokteranku nek. bisanya jadi sarjana hukum hehehe.. 

hari ini banyak sekali kuliat ucapan berdukacita kubaca atas kepergianmi nek, dan banyak yang mengagumi nenek sebagai orang yang cerdas dan berpengetahuan tinggi. tapi tidak kutau sisi itumi nek, maaaf nek terlalu banyak tentang nenek yang belum kutahu.

justru sisi nenek ini yang yang kutau. Nenek bua' adalah nenek yang akan menyuruh istrinya  (nenek tiku/or nek pangga' /istri kedua nenk bua') buat menambah sgelas lagi susu dancownya buat kuminum juga saat aku datang berlibur, nenek yang akan ke pasar dekat rumahnya pagi-pagi benar buat membelikan sokko yang rasanya enak sekali (aduh jadi rindu sama sokko' itu) buat dipake amponya yang datang dari makassar buat sarapan. 

nenek yang dulu punya penggilingan beras disamping rumahnya, terus selalu kutempati main di tumpukan gabahnya yaang bikin gatal sesudah itu hahaha.. nenek yang suka sekali bernostalgia dengan gigi simponya sama bapak dan ampo2nya. terus kalau sudah cerita-cerita panajng ujung-ujungnya pasti cerita tentang silsilah keluarga dan tanah-tanahnya. ceritanya sambil menunjuk lantai pakai tongkatnya seakan-akan ada yang dia cakar dilantai itu dengan tongkatnya hehehe

nenek yang beberapa kali kudapati masih suka main togel porkas, (mungkin ini salah satu kecerdasan nenek, menghitung porkas hahahah, tidak bagus itu nenekku syang), nenek yang katanya kakakku pernah menunjukkan ngambeknya dengan cara yang menggelitik menurutku (menulis di dinding tangggal saat ia menelpon utnuk dikunjugi tapi kakakku tidak bisa, akhirnya nenek tulis tangggal-----cucuku tidak rampo/datang liatka') hahhaha ini sangat menggemaskan bagiku.. hehehe maaf nenek..

nenek yang selalu kasih ole2 cucunya kalo sudah mau pulang kembali ke mkssar, kadang-kadang beras, ayam hahaha, sarung toraja, dan salam tempel (yang kadang disembunyi2 dari nenek pangga' wkwkwk kalo dikasih ke ampo2nya). nenek yang selalu mengantar kami sambil menginitip kedalam mobil yang kami pakai saat akan pulang, mengecek sebelum berangkat dengan senyumnya depan rumah. atau kalau seandainya pulangnya ke kota naik angkot, nenek yang selalu kepasar tanya supir angkot buat sediain kursi kosong buat dipake amponya dan jemput amponya depan rumah.

ahhh banyak sekali sisi lainmu yang kuingat nenek. tapi yang terpenting nenek adalah bapak dari seorang putri yang cantik bernama emmy sorreng yang menikah dengan palita kalasuso,  nenek dari lima orang ampo, yaitu usy, lungan, septi, dima dan saya. 

terima kasih nenek sudah lahir di dunia ini sebagai nenekku, nenek yang satu-satunya sempat kukenal dan kuajak ngobrol, nenek yang bisa kuceritakan ke orang-orang. terima kasih sudah menjadikannku ampo termuda dan terakhirmi.. kurre sumanga'

sampai disini mi suratku le nek. selamat beristiraht komi nek di surga. salama' ku buat mamakku, nenek dani, nenek pangga, dan semua nenek-nenek dari buntao yang ada disana :) . Tuhan menyertai kita semua

dari ampo tampakmi,
Mita

ps: ini foto terakhirmi kuambil waktu terakhirki' ketemu nek, tidak sempat miki' foto sama-sama karena banyak sekali cerita nostalgianya nenek waktu itu hehehehhehehhe....


========================================================================

Comments

Popular Posts